BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Saat ini Aborsi menjadi
salah satu masalah yang cukup serius, dilihat dari tingginya angka aborsi yang
kian meningkat dari tahun ke tahun. Di Indonesia sendiri, angka pembunuhan
janin per tahun sudah mencapai 3 juta. Angka yang tidak sedikit mengingat
besarnya tingkat kehamilan di Indonesia. Selain itu, ada yg mengkategorikan
aborsi itu pembunuhan. Ada yang melarang atas nama agama. Ada yang menyatakan
bahwa jabang bayi juga punya hak hidup sehingga harus dipertahankan, dan
lain-lain. Aborsi merupakan masalah kesehatan masyarakat karena memberikan
dampak pada kesakitan dan kematian ibu. Sebagaimana diketahui penyebab utama
kematian ibu hamil dan melahirkan adalah perdarahan, infeksi dan eklampsia.
Namun sebenarnya aborsi juga merupakan penyebab kematian ibu, hanya saja muncul
dalam bentuk komplikasi perdarahan dan sepsis. Akan tetapi, kematian ibu yang
disebabkan komplikasi aborsi sering tidak muncul dalam laporan kematian, tetapi
dilaporkan sebagai perdarahan atau sepsis. Hal itu terjadi karena hingga saat
ini aborsi masih merupakan masalah kontroversial di masyarakat. Di satu pihak
aborsi dianggap ilegal dan dilarang oleh agama sehingga masyarakat cenderung
menyembunyikan kejadian aborsi, di lain pihak aborsi terjadi di masyarakat. Ini
terbukti dari berita yang ditulis di surat kabar tentang terjadinya aborsi di
masyarakat, selain dengan mudahnya didapatkan jamu dan obat-obatan peluntur
serta dukun pijat untuk mereka yang terlambat datang bulan.
Tidak ada data yang
pasti tentang besarnya dampak aborsi terhadap kesehatan ibu, WHO memperkirakan
10-50% kematian ibu disebabkan oleh aborsi (tergantung kondisi masing-masing
negara). Diperkirakan di seluruh dunia setiap tahun dilakukan 20 juta aborsi
tidak aman, 70.000 wanita meninggal akibat aborsi tidak aman, dan 1 dari 8
kematian ibu disebabkan oleh aborsi tidak aman. Di Asia tenggara, WHO
memperkirakan 4,2 juta aborsi dilakukan setiap tahunnya, di antaranya 750.000
sampai 1,5 juta terjadi di Indonesia. Risiko kematian akibat aborsi tidak aman
di wilayah Asia diperkirakan antara 1 dari 250, negara maju hanya 1 dari 3700.
Angka tersebut memberikan gambaran bahwa masalah aborsi di Indonesia masih
cukup besar.
B. Tujuan
1. Melaksanakan
pengkajian pada klien dengan abortus imminens
2. Menentukan
identifikasi masalah klien
3. Menentukan
antisipasi masalah pada klien dengan abortus imminens
4. Menentukan
identifikasi kebutuhan segera pada klien dengan abortus imminens
5. Menentukan
rencana asuhan kebidanan disertai rasionalisasi dan mengintervensi pada klien
dengan abortus imminens
6. Mengevaluasi
klien hasil tindakan yang telah dilakukan pada klien dengan abortus imminens
BAB II
TINJAUAN
TEORI
A. Pengertian
Abortus
Abortus
adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari
20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram (Mansjoer, Arief dkk, 2001). Kelaianan
dalam kehamilan ada beberapa macam yaitu, abortus spontan, abortus buatan, dan
terapeutik. Biasanya abortus spontan dikarenakan kurang baiknya kualitas sel
telur dan sel sperma. Abortus buatan merupakan pengakhiran kehamilan dengan
disengaja sebelum usia kandungan 28 minggu. Pengguguran kandungan buatan karena
indikasi medic disebut abortus terapeutik.
Berdasarkan
jenisnya abortus dibagi menjadi abortus imminens, insipiens, inkomplet dan
abortus komplet, missed abortion, dan abortus habbitualis.
1. Abortus
imminens
Suatu abortus imminens dicurigai bila
terdapat pengeluaran darah pervaginam pada trimester pertama kehamilan. Suatu
abortus imminens dapat atau tanpa disertai rasa mulas ringan, sama dengan pada
waktu menstruasi atau nyeri pinggang bawah. Dan perdarahan sering kali hanya
sedikit dan berlangsung beberapa hari atau minggu. Pemeriksaan vagina pada
kelainan ini memperlihatkan tidak ada pembukaan pada serviks. Sementara
pemeriksaan dengan menggunakan real team ultrasound pada panggul menunjukkan
ukuran kantong amnion normal, jantung janin berdenyut, dan kantong amnion
kosong, serviks tertutup dan masih terdapat janin utuh.
2. Abortus
insipiens
Merupakan abortus yang tidak dapat
dipertahankan lagi ditandai dengan pecahnya selaput janin dan adanya pembukaan
serviks. Terdapat nyeri perut bagian bawah atau nyeri kholik uterus yang hebat.
Pada pemeriksaan vagina memperlihatkan dilatasi ostium serviks dengan bagian
kantong konsepsi menonjol. Hasil pemeriksaan USG mungkin didapatkan denyut
jantung janin masih berdenyut, kantong gestasi kosong, uterus kosong atau
perdarahan subkorionik banyak dibagian bawah.
3. Abortus
inkomplet
Merupakan pengeluaran hasil konsepsi
pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa yang masih tertinggal
dalam uterus. Pada pemeriksaan vagina, kanalis servikalis terbuka dan jaringan
dapat diraba dalam kavum uteri atau kadang-kadang sudah menonjol dari ostium
uteri ekstrenum. Didapatkan endometrium yang tipis dan irregular.
4. Abortus
komplet
Pada abortus ini semua hasil konsepsi
sudah dikeluarkan, ditemukan perdarahan sedikit, ostium uteri telah menutup,
dan uterus sudah mengecil. Tidak ada lagi gejala kehamilan dan PPtest negative.
Pada pemeriksaan USG didapatkan uterus kosong.
5. Missed
abortion
Kematian janin berusia sebelum 20
minggu, tetapi janin mati itu tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih.
6. Abortus
habbitualis
Abortus ini adalah abortus spontan yang
terjadi berturut-turut 3x atau lebih. Pada umumnya tidak sulit untuk hamil,
namun kehamilannya berakhir sebelum 28 minggu.
B. Etiologi
1. Penyebab
secara umum:
a. Infeksi
akut virus, misalnya cacar, rubella, hepatitis - Infeksi bakteri, misalnya
streptokokus - Parasit, misalnya malaria
b. Infeksi
kronis sifilis,
-
biasanya menyebabkan abortus
pada trimester kedua.
-
Tuberkulosis paru
aktif.
-
Keracunan, misalnya
keracunan tembaga, timah, air raksa, dll
2. Penyakit
kronis, misalnya
a. Hipertensi
b. Nephritis
c. Diabetes
d. Anemia
ringan
e. Penyakit
jantung
f. Toxemia
gravidarum
g. Gangguan
fisiologis, misalnya syok, ketakutan
h. Trauma
fisik
3. Penyebab
yang bersifat local
a. Fibroid,
inkompetensia serviks
b. Radang
pelvis kronis, endometrtis
c. Retroversi
kronis
d. Hubungan
seksual yang berlebihan sewaktu hamil sehingga menyebabkan hyperemia dan
abortus
e. Kelaianan
alat kandungan
f. Gangguan
kelenjar gondok
g. Penyebab
dari segi janin/plasenta
h. Kematian
janin akibat kelainan bawaan
i.
Kelainan kromosom
j.
Lingkungan yang kurang
sempurna
C. Factor-faktor
penyebab terjadinya abortus spontan
1. Factor
fetal
Sekitar 2/3 dari abortus spontan pada
trimester pertama merupakan anomaly kromosom dengan setengah dari jumlah
tersebut adalah trisomi autosom dan sebagian lagi merupakan triploidi,
tetraploidi, atau monosomi 45X.
2. Factor
maternal
a. Factor-faktor
endokrin
b. Factor
anatomi
c. Factor-faktor
imunologi
d. Trombofilia
e. Infeksi
f. Factor-faktor
eksogen
g. Gaya
hidup seperti merokok dan alkhololisme
h. Radiasi
D. Patofisiologi
Abortus
biasanya disertai dengan perdarahan didalam desidua basalis dan perubahan
nekrotik didalam jaringan-jaringan yang berdekatan dengan tempat perdarahan.
Ovum yang terlepas sebagian atau seluruhnya dan mungkin akan menjadi benda
asing didalam uterus sehingga merangsang kontraksi uterus dan mengakibatkan
pengeluaran janin.
E. Diagnosis
Abortus
dapat diduga bila seorang wanita dalam masa reproduksi mengeluh tentang
perdarahan pervaginam setelah mengalami haid terlambat, sering pula terdapat
rasa mulas. Kecurigaan tersebut dapat diperkuat dengan ditentukannya kehamilan
muda pada pemeriksaan bimanual dan test kehamilan secara biologis ( Galli
Mainini) atau imunologi ( Pregnosticon, Gravindex ) bila mana hala itu
dikerjakan. Harus diperhatikan macam dan banyaknya perdarahan, pembukaan
serviks dan adanya jaringan dalam kavum uteri atau vagina.
F. Komplikasi
Komplikasi
yang serius kebanyakan terjadi pada fase abortus yang tidak aman walaupun
kadang-kadang di jumpai juga pada abortus spontan. Komplikasi dapat berupa
perdarahan, kegagalan ginjal, infeksi, syok, akibat perdarahan dan infeksi
sepsis.
G. Penatalaksanaan
Untuk
penatalaksanaan abortus berulang dibutuhkan anamnesis untuk arah mengenai
riwayat suami istri dan pemeriksaan fisik ibu baik secara anatomi maupun
laboratorik. Apakah abortus terjadi pada trimester pertama atau kedua baik
untuk diperhatikan. Bila terjadi pada trimester pertama maka banyak factor yang
harus dicari sesuai kemungkinan etiologi atau mekanisme terjadinya abortus
berulang. Bila terjadi pada trimester kedua maka factor-faktor penyebab lain
cenderung pada factor anatomis terjadinya inkompetensia serviks dan adanya
tumor mioma uteri serta infeksi yang berat pada uterus atau serviks.
H. Pengobatan
Setelah
didapatkan anamnesa yang maksimum bila sudah terjadi konsepsi baru pada ibu
dengan riwayat abortus berulang maka support psikologis untuk pertumbuhan
embrio intrauterine yang baik perlu diberikan pada ibu. Kenali kemungkinan
terjadinya anti fosfolipid syndrome atau mencegah terjadinya infeksi
intauterin.
Pemeriksaan
kadar HCG secara periodic pada awal kehamilan dapat membantu pemantauan
kelangsungan kehamilan sampai pemeriksaan USG dapat dikerjakan. Gold standar
untuk monitoring kehamilan dini adalah pemeriksaan USG, dikerjakan setiap 2
minggu sampai kehamilan ini tidak mengalami abortus. Pada keadaan embrio tidak
terdapat keadaan janin maka perlu segera dilakukan evakuasi serta pemeriksaan
kariotik jaringan hasil konsepsi tersebut.
Bila
kehamilan kemudian berakhir dengan kegagalan lagi maka pengobatan secara
intensif harus dikerjakan secara bertahap baik perbaikan kromosom, anomaly
anatomi, kelaianan endokrin, enfeksi, factor imunologi, anti fosfolipid
syndrome, terapi immunoglobulin atau imunomodulator perlu diberikan secara
berurutan. Hal ini merupakan satu pekerjaan yang besar dan memerlukan
pangamatan yang memadai untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Kasus
Kasus : Pada tanggal 2 desember 2012 Ny. Prita datang ke RSU Kebumen untuk
memeriksakan kehamilannya. Ibu mengeluh keluar flek-flek kecoklatan dari
kemaluannya sejak 3 hari yang lalu.Ibu merasa cemas dengan keadaan janinnya.
Ibu mengatakan HPHT tanggal 11 juni 2012.
B. Dokumentasi
Asuhan Kebidanan
ASUHAN
KEBIDANAN PADA IBU HAMIL PATOLOGI
Ny. P G2 P1 AO Ah1 UMUR 30 TAHUN UK 36+3 MINGGU
DENGAN SOLUTIO
PLASENTA
DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH KABUPATEN KEBUMEN
No. Register : 201/11/2011
Masuk RS tanggal / jam : 21
januari 2011
/ 14.10 WIB
Dirawat di ruang : Poloklinik Kandungan
I. PENGKAJIAN Tanggal : 21januari 2011,
jam : 14.10 WIB, Oleh : Bidan
A.
DATA SUBJEKTIF
1.Identitas
Ibu Suami
Nama : Ny. P Tn.
S
Umur : 30
Tahun 32 Tahun
Agama : Islam Islam
Suku / bangsa : Jawa/ Indonesia Jawa/
Indonesia
Pendidikan : SMA PT
Pekerjaan : IRT PNS/
Guru
Alamat : Perum Pepabri Perum Pepabri
No.Telp : - -
2. Alasan kunjungan
Ibu
mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
3. Keluhan utama
Ibu
mengatakan hamil anak ke 2 dan mengatakan nyeri pada bagian perut terasa sesak dan
kadang – kadang perut terasa tegang
4. Riwayat menstruasi
Menarche
: 13 tahun siklus : 28 hari
Lama : 7 hari Teratur : Ya
Sifat
darah : Cair Keluhan : Tidak ada
5. Riwayat perkawinan
Status
pernikahan : Sah Menikah ke : 1 ( satu )
Lama : 9 tahun Usia menikah pertama kali : 21 Tahun
6. Riwayat obstetri : G2 P1 A0 Ah1
Hamil ke-
|
Persalinan
|
Nifas
|
|||||||
Tggl
|
Umur khamiln
|
Jenis prsalinan
|
Penlong
|
kompliksi
|
JK
|
BB lahir
|
laktasi
|
komplikasi
|
|
1
|
26 desember 2004
|
Aterm
|
spontan
|
bidan
|
Tidak ada
|
♂
|
3250
|
ya
|
Tidak ada
|
Hamil ini
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
7. Riwayat kontrasepsi yang
digunakan
No.
|
Jenis kontrasepsi
|
Pakai
|
berhenti
|
||||||
Tgl
|
Oleh
|
Tempat
|
Keluhan
|
Tgl
|
Oleh
|
Tempat
|
Alasan
|
||
|
Suntik
|
2004
|
bidan
|
bpm
|
Tidak ada
|
2011
|
-
|
-
|
Ingin punya anak
|
8. Riwayat kehamilan sekarang
a. HPM : 11
mei 2010 HPL
: 18
februari 2011 UK : 36+3Minggu
b. ANC
pertama umur kehamilan : 6 minggu
c. Kunjungan
ANC
Trimester I
Frekuensi : 2
X
Tempat :
BPM
Oleh : Bidan
Keluhan : Mual, muntah
Terapi : B6 , Kalk
Trimester II
Frekuensi : 4
Tempat : BPM
Oleh : Bidan
Keluhan : nyeri
perut
Terapi : Fe, Kalk, Asmet
Trimester III
Frekuensi : 3 kali
Tempat :
rumah sakit
Oleh : dokter
Keluhan : nyeri
perut
Terapi : fe, Kalk. Asmet
d. Imunisasi
TT
TT1 : Caten
e. Pergerakan
janin selama 24 jam (dalam sehari)
Ibu
mengatakan merasakan gerakan lebih dari 10 kali dalam 24 jam
(dalam sehari)
9. Riwayat kesehatan
a.
Penyakit yang pernah/sedang diderita (menular,menurun dan menahun)
Ibu
mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti, PMS, TBC,
Hepatitis, Penyakit menurun seperti Hipertensi dan Diabetes Militus, Penyakit
menahun seperti, Asma, Jantung, dan ginjal.
b.
Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga (menular,menurun dan menahun)
Ibu
mengatakan keluarga ibu dan suami tidak pernah menderita penyakit menular
seperti, PMS, TBC, Hepatitis, Penyakit menurun seperti Hipertensi dan Diabetes
Militus, Penyakit menahun seperti, Asma, Jantung, dan ginjal.
c. Riwayat
keturunan kembar
Ibu
mengatakan keluarga ibu dan suami tidak
memiliki riwayat keturunan kembar.
d. Riwayat
operasi
Ibu
mengatakan tidak memiliki riwayat operasi.
e. Riwayat
alergi obat
Ibu
mengatakan tidak memiliki alergi terhadap obat apapun
10. Pola pemenuhan kebutuhan
sehari-hari
a. Pola nutrisi Sebelum
hamil Saat hamil
Makan
Frekuensi
:
3 x/hari
4 x/hari
Porsi
: 1 piring 1 piring
Jenis : Nasi,sayur,lauk Nasi,sayur,lauk,buah
Pantangan
: Tidak ada Tidak ada
Keluhan : Tidak ada Tidak ada
Minum
Frekuensi :
6 x/hari 8
x/hari
porsi
: 1 gelas 1
gelas
Jenis
: Air putih,air teh Air putih, susu, teh
Pantangan
: Tidak ada Tidak ada
Keluhan
: Tidak ada Tidak
ada
b.
Pola eliminasi
BAB
Frekuensi
:
1 x/hari
1 x/hari
Konsistensi : Lembek Lembek
Warna : Kuning Kuning
Keluhan
: Tidak ada Tidak
ada
BAK
Frekuensi
: 6 x/hari 8 x/hari
Konsistensi : Cair Cair
Warna
: Kuning jernih Kuning
jernih
Keluhan : Tidak ada Tidak ada
c.
Pola istirahat
Tidur siang
Lama
: 1 jam/hari 2 jam/hari
Keluhan
: Tidak ada Tidak
ada
Tidur
malam
Lama
: 8 jam/hari 6
jam/hari
Keluhan
: Tidak ada Tidak
ada
d.
Personal hygiene
Mandi
: 2 x/hari 2
x/hari
Ganti
pakaian :
2 x/hari 2
x/hari
Gosok
gigi : 2 x/hari 2
x/hari
Keramas
:
3 x/minggu 3
x/minggu
e.
Pola seksualitas
Frekuensi
: 2 x/minggu 3 x/minggu
Keluhan
: Tidak ada Tidak
ada
f. Pola
aktivitas ( terkait kegiatan fisik, olah raga )
Ibu mengatakan
aktivitas ibu sehari-hari mengerjakan pekerjaan rumah, seperti mencuci,
menyapu, dan mengepel.
11.
Kebiasaan yang mengganggu kesehatan (merokok, minum jamu ,minuman beralkohol )
Ibu mengatakan tidak pernah merokok, minum jamu dan
minum minuman beralkohol.
12.
Psikososiospiritual (penerimaan ibu/suami/keluarga terhadap kehamilan, dukungan
sosial, perencanaan persalinan, pemberian ASI, perawatan bayi, kegiatan ibadah,
kegiatan sosial, dan persiapan keuangan ibu dan keluarga)
-
Ibu mengatakan senang dengan kehamilannya
-
Ibu mengatakan suami dan keluarga mendukung kehamilannya
-
Ibu mengatakan hubungan dengan suami, keluarga dan tetangga
baik
-
Ibu mengatakan patuh menjalankan kegiatan ibadah
-
Ibu mengatakan keadaan ekonomi ibu baik
13.
Pengetahuan ibu ( tentang kehamilan ,
persalinan dan nifas
)
- Ibu
mengatakan belum mengetahui cara minum tablet fe yang benar dan ibu juga belum mengetahui tentang tanda bahaya
kehamilan.
- Ibu mengatakan belum mengetahui tentang persiapan dan
proses persalinan.
-
Ibu mengatakan
belum mengetahui tentang teknik menyusui yang benar.
14.
Lingkungan yang berpengaruh
-
Ibu mengatakan
lingkungan sekitar rumah ibu bersih.
-
Ibu mengatakan
tidak ada hewan peliharaan.
B.
Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
Kesadaran
umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Status
emosional : Stabil
Tanda
vital sign
Tekanan
darah : 110/70 mmHg Nadi :80 x/menit
Pernapasan : 21 x/menit Suhu : 37,3
oC
Berat
badan sekarang : 64 Kg Tinggi badan : 160
cm
Berat
badan sebelum hamil : 53 Kg
2. Pemeriksaan fisik
Kepala : Mesochepalus, tidak
oedema, tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan.
Rambut : Lurus, bersih, tidak ada
ketombe, tidak ada kutu, rambut tidak berminyak.
Muka : Oval, tidak ada oedema,
tidak ada cloasma gravidarum.
Mata : Simetris, tidak
strabismus, sklera putih, konjungtiva merah
muda.
Hidung : Tidak ada sekret, tidak ada
polip.
Mulut : Tidak stomatitis, tidak
ada karies gigi, lidah bersih.
Telinga : Simetris, tidak ada
serumen, pendengaran baik.
Leher : Tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid, parotis, limfe dan vena jugularis.
Dada : Tidak ada retraksi
dinding dada, tidak ada bunyi whezing
Payudara :Simetris, puting menonjol,
tidak ada massa, terdapat hiperpigmentasi
puting dan aerola mamae.
Abdomen :
tidak ada bekas operasi, perut membesar, ada linea nigra, ada striae
Palpasi
Leopold
Leopold I :
TFU pertengahan px
Bagian fundus teraba bulat, lunak, dan tidak melenting
yaitu bokong
Leopold
II : bagian kanan perut ibu teraba kecil-kecil tidak
beraturan yaitu ekstremitas
Bagian
kiri perut ibu teraba memanjang seperti papan yaitu punggung
Leopold III : bagian bawah perut
ibu teraba bulat, keras, dan melenting yaitu kepala
Leopold IV : bagian terendah
janin belum masuk panggul
Osborn test : Tidak dilakukan
Mc. Donald : TFU 35 cm
TBJ :(35-11)x155= 3720 gr
Auskultasi DJJ : 140 X/ menit, teratur
Ekstremitas
atas :
Simetris, tidak polidaktili, tidak oedem, gerakan aktif.
Ekstremitas
bawah :
Simetris, tidak polidaktili, tidak oedem, tidak varises, gerakan aktif. Reflek patella kanan dan kiri : (+)/(+)
Genetalia
Luar :
tidak ada keputihan dan tidak gatal
Anus :
Tidak hemoroid
Pemeriksaan
panggul (bila perlu) : Tidak dilakukan
3. Pemeriksaan penunjang Tanggal : 21 januari 2011, 14.20 WIB
-
Pemeriksaan
laboratoriun haemoglobin 11gr %
-
USG
janin tunggal hidup intrauteri, UK 36+3 minggu
3. Data
penunjang
Tidak ada
II.
INTERPRETASI DATA
A. Diagnosa
Kebidanan
Seorang ibu Ny. “P” umur 30 tahun G2 P1 A0 Ah1 UK 36+3
minggu
janin
tunggal, hidup intrauteri, preskep, puki dengan solutio plasenta
S : - Ibu mengatakan umurnya 30 tahun
- Ibu mengatakan ini
kehamilan yang ke dua
- ibu mengatakan belum
pernah keguguran.
- Ibu mengatakan HPM
tanggal 11 mei 2011
- Ibu
mengatakan nyeri pada bagian perut terasa sesak dan kadang – kadang perut terasa
tegang
O : - KU : Baik
- Kesadaran :
compos mentis
- Status emosional : Stabil
-VS : TD : 110/70 mmHg R :
21 x /menit
N : 80 x /menit S :
37,3 0C
- PP Test +
- USG : janin tunggal hidup intrauteri,
UK 36+3 minggu, DJJ + kadang-kadang tidak terdengar
- DJJ : 125x/ menit, teratur
B. Masalah
Ketidaknyamanan pada TM III
Data dasar
DS : Ibu
mengatakan merasa nyeri dan kadang-kadang perutnya tertekan dan tegang
DO : ibu hamil 36+3 minggu
III.
IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH
POTENSIAL
Potensial hipoksia pada bayi
Perdaraha
pada ibu
IV.
ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA
Mandiri
: Tidak ada
Kolaborasi : dengan dokter SpOG untuk melakukan perawatan lebih lanjut
Rujukan : Tidak ada
V. PERENCANAAN Tanggal : 21 januari 2011 Jam
: 14.30 WIB, Oleh : Bidan
1.
Jelaskan pada ibu hasil pemeriksaan.
2.
Jelaskan tentang keluhan yang dialami
ibu.
3.
Anjurkan Ibu untuk melahirkan di tenaga kesehatan atau
rumah sakit
4.
Pemenuhan
kebutuhan nutrisi ibu
5.
Jelaskan
tanda-tanda persalinan
6.
dokumentasi
VI.
PELAKSANAAN Tanggal : 21 januari 2011, Jam :
14.35 WIB, Oleh
: Bidan
1. Menjelaskan
pada Ibu hasil pemeriksaannya yaitu :
- KU : Baik
-
Tekanan darah : 110/70
mmHg Nadi :80
x/menit
-
Pernapasan : 21 x/menit Suhu :37,3
oC
-
Berat badan : 64 Kg
- USG : janin tunggal hidup intrauteri, UK
36+3 minggu, DJJ + kadang-kadang tidak terdengar
- DJJ : 125x/menit
2.
Menjelaskan tentang keluhan yang dialami Ibu yaitu nyeri
pada bagian perut terasa sesak dan kadang – kadang perut terasa tegang di sebabkan
karena letak plasenta tidak pada tempatnya. Cara mengatasinya ibu dapat miring
kekiri apabila ibu sedang tidur agar peredaran darah lancar.
3. Menganjurkan
Ibu untuk melahirkan di tenaga kesehatan atau rumah sakit supaya apabila
terjadi kegawatdaruratan dapat ditangani dengan cepat.
4. Menganjurkan
Ibu untuk tetap makan-makanan yang bergizi
menu seimbang misalnya nasi, ikan, daging, sayur-sayuran hijau, mineral,
buah dan susu.
5. Menjelaskan
tanda-tanda-tanda persalinan seperti sakit dari punggung menjalar ke perut,
keluar lendir bercampur darah, kenceng-kenceng teratur durasinya semakin lama.
6. Melakukan pendokumentasian.
VII. EVALUASI Tanggal
: 21 januari 2011, Jam : 14.50 WIB, Oleh : Bidan
1. Ibu mengerti dengan hasil pemeriksaannya.
2. Ibu mengerti dengan keluhan yang
dialaminya.
3. Ibu bersedia
melahirkan ditenaga kesehatan atau rumah sakit.
4. Ibu bersedia makan-makanan
yang bergizi
5. Ibu sudah mengerti tentang tanda-tanda
persalinan dan ibu mengerti harus menghubungi tenaga kesehatan
6. Pendokumentasian
telah dilakukan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil
konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari
500 gram Penyebab secara umum : Infeksi akut virus, misalnya cacar, rubella,
hepatitis - Infeksi bakteri, misalnya streptokokus - Parasit, misalnya malaria.
Abortus biasanya disertai dengan perdarahan ,
tergantung jenis abortus yang dialami dan penyebabnya. Mulai dari bercak
–bercak,perdarahan ringan, sedang, berat (hasil konsepsi keluar). Penanganan
sementara biasanya dirujuk dan di USG kemudian dilanjutkan dengan Pemberian
terapi oleh dokter.
]
B. Saran
1.
Bagi para Tenaga kesehatan atau Bidan, bila menemukan khasus
seperti diatas, segera melakukan penanganan segera, atau merujuk BUMIL, ke
instasi kesehatan yang lebih tinggi atau berkualitas
2.
Bagi para Bumil,
dianjurkan untuk lebih berhati-hati dalam menjaga kehamilan,apalagi pada
kehamilan usia mudah, dan juga unutk lebih sering melakukan ANC.
DAFTAR PUSTAKA
Bastein, Ronald. 2011. From http://www.slideshare.net/ronaldbasten/bab-i-aborsi,
akses 1 Oktober 2012
Sujiyatini dkk. 2009. Asuhan Patologi Kebidanan Plus Contoh Asuhan
Kebidanan. Yogyakarta. Nuha Medika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar