Jumat, 03 Mei 2013

Gangguan Psikologis Masa Nifas


KATA PENGANTAR
Rasa syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena atas rahmat-NYA makalah yang berjudul “Perdarahan Post Partum dan Gangguan Psikologi Pada masa Nifas” dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas dari mata kuliah ASUHAN KEBIDANAN IV  pada Universitas Respati Yogyakarta. Selama penyusunan makalah ini penulis telah banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak dalam bentuk informasi, motivasi serta dorongan moral dan spiritual, sehingga makalah ini tersusun dan dapat diselesaikan sesuai dengan rencana.
Disamping itu, penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan sudah barang tentu masih ada kesalahan-kesalahan yang luput dari pengamatan penulis. Oleh karena itu, tegur sapa dan kritik yang konstruktif dari pembaca untuk perbaikan dan penyempurnaan seperlunya sangat penulis harapkan.
Pada akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta,26 April 2013



                                                                         Penulis





DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................
1
DAFTAR ISI.................................................................................................
2
BAB I PENDAHULUAN

1.      Latar belakang..................................................................................
3
2.      Rumusan masalah.............................................................................
3
3.      Tujuan penulisan
3
BAB II PEMBAHASAN

A.    Pengertian masa nifas.......................................................................
4
B.     Gangguan Psikologis pada Masa Nifas............................................
5
1.   Post Partum Blues.......................................................................
5
2.   Defresi post partum.....................................................................
6
3.   Post Partum Psikosa....................................................................
8
BAB III PENUTUP.....................................................................................
10
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................
11


BAB I
PENDAHULUAN
1.1        Latar Belakang
Patologi kebidanan adalah salah satu masalah dalam pelayanan kesehatan dan harus dikenali gejalanya sejak dini. Pada bab ini kita sebagai bidan harus bisa mengidentifikasi gangguan psikologi post partum diantaranya depresi post partum, post partum blues, dan post partum psikosa. Post partum atau masa niifas adalah masa 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai enam minggu berikutnya. Waktu yang tepat dalam rangka pengaeasam post partum adalah 2-6 jam, 2 jam-6 hari, 2 jam-6 minggu, (atau boleh juga disebut 6 jam, 6 hari, 6 minggu). Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi , perubahan psikologis dan adaptasi dari seorang wanita yang pernah mengalaminya

1.2    Rumusan Masalah
a.       Apa yang dimaksud dengan gangguan psikologi pada masa nifas?
b.      Apa saja faktor penyebab gangguan psikologi pada masa nifas?
c.       Bagaimana patofisiologi gangguan psikologi pada masa nifas?
d.      Bagaimana penatalaksanaan gangguan psikologi pada masa nifas?
1.3    Tujuan Penulisan
a.       Pengertian gangguan psikologi pada masa nifas
b.      Faktor penyebab gangguan psikologi pada masa nifas
c.       Patofisiologi gangguan psikologi pada masa nifas
d.      Penatalaksanaan gangguan psikologi pada masa nifas






BAB II
PEMBAHASAN
A.   Pengertian Masa Nifas
Masa nifas adalah masa sejak selesainya persalinan hingga pulihnya alat-alat kandungan dan anggota badan serta psikososial yang berhubungan dengan kehamilan/persalinan selama 6 minggu.
Dalam menjalani adaptasi setelah melahirkan, ibu akan mengalami fase-fase sebagai berikut :
ü  Fase taking in
Merupakan periode ketergantungan yang berlangsung pada hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat itu focus perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri. Pengalaman selama proses persalinan sering berulang diceritakannya. Hal ini membuat cenderung inu menjadi pasif terhadap lingkungannya.
ü  Fase taking hold
Periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase ini ibu merasa khawatir akan ketidakmampuannya dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi. Pada fase ini ibu memerlukan dukungan karena saat ini merupakan kesempatan yang baik untuk menerima berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya sehingga timbul percaya diri
ü  Fase letting go
Fase menerima tanggung jawab akan peran barunya yang verlangsung sepuluh hari setelah melahirkan. Ibu sudah dapat menyesuaikan diri, merawat diri dan bayinya sudah meningkat. Ada kalanya, ibu mengalami perasaan sedih yang berkaitan dengan bayinya keadaan ini disebut baby blues.


B.     Gangguan Psikologis pada Masa Nifas
1)      Post Partum Blues

a.      Pengertian Post Partum Blues
Post Partum Blues (PBB) sering juga disebut sebagai maternity blues atau baby blues dimengerti sebagai suatu sindroma gangguan efek ringan yang sering tampak dalam minggu pertama setelahh persalinan.
b.      Penyebab Post Partum Blues
Dikategorikan sebagai sindroma gangguan mental yang ringan, tetapi bila tidak ditatalaksanai dengan baik dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman bagi wanita yang mengalaminya, dan bahkan gangguan ini dapat berkembang menjadi keadaan yang lebih berat yaitu depresi dan psikosis salin yang mempunyai dampak lebih buruk terutama dalam hubungan perkawinan dengan  suami dan perkembangan anknya.
c.       Gejala Post Partum Blues
Gejala-gejala yang terjadi: reaksi depresi/sedih/disforia, menagis, mudah tersinggun atau iritabilitas, cemas, labil perasaan, cendrung menyalahkan diri sendiri,gangguan tidur dan gangguan nafsu makan.
d.      Gambaran Klinik, Pencegahan dan Penatalaksanaan
Banyak factor yang dianggap mendukung pada sindroma ini:
ü  Faktor hormonal yang terlalu rendah
ü  Faktor demografik yaitu umur dan parietas
ü  Pengalaman dalam proses kehamilan dan persalinan
ü  Latar belakang psikososial yang bersangkutan

Cara mengatasinya adalah dengan mempersiapkan persalinan dengan lebih baik, maksudnya disini tidak hanya menekankan pada materi tapi yang lebih penting dari segi psikologi dan mental ibu.

Pencegahannya dapat dilakukan dengan:
ü  beristirahat ketika bayi tidur
ü  berolah raga ringan, ikhlas dan tulus dengan peran baru sebagai ibu
ü  tidak perfeksionis dalam hal mengurusi bayi
ü  bicarakan rasa cemas dan komunikasikan
ü  bersikap fleksibel dan bergabung dengan kelompok ibu-ibu baru
ü  kempatan merawat bayi hanya dating satu kali

2)      Depresi Post Partum

a.      Pengertian Depresi Post Partum
Depresi post partum adalah depresi berat yang terjadi 7 hari setelah melahirkan dan berlangsung selama 30 hari, dapat terjadi kapanpun bahkan sampai 1 tahun kedepan.
Pitt tahun 1988 dalam Pitt(regina dkk,2001) depresi post parum  adalah depresi yang bervariasi dari hari ke hari dengan menunjukkan kelelahan, mudah marah, gangguan nafsu makan dan kehilangan libido(kehilangan selera untuk berhubungan intim dengan suami).
Llewelly-jones (1994) menyatakan wanita yang didiagnosa mengalami depresi 3 bulan pertama setelah melahirkan. Wanita tersebut secara social dan emosional meras terasingkan atau mudah tegang dalam setiap kejadian hidupnya.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa depresi post partum adalah gangguan emosional pasca persalinan yang bervariasi, terjadi pada 10 hari pertama masa setelah melahirkan dan berlangsung terus-menerus sampai 6 bulan atau bahkan sampai satu tahun.
b.      Penyebab Depresi Post Partum
Disebabkan karena gangguan hormonal. Hormon yang terkait dengan terjadinya depresi post partum adalah prolaktin, steroid dan progesterone.
Pitt(regina dkk,2001) mengemukakan 4 faktor penyebab depresi post partum:
ü factor konstitusional
ü factor fisik yang etrjadi karena ketidakseimbangan hormonal
ü factor psikologi
ü factor social dan karateristik ibu
c.       Gejala Depresi Post Partum
Gejala yang menonjol dalam depresi post partum adalah trias depresi yaitu:
ü berkurangnya energi
ü penurunan efek
ü hilang minat (anhedonia)
Ling dan Duff(2001) mengatakan bahwa gejala depresi post partum yang dialami 60% wanita mempunyai karateristik dan spesifik antara lain:
ü trauma terhadap intervensi medis yang terjadi
ü kelelahan dan perubahan mood
ü gangguan nafsu makan dan gangguan tidur
ü tidak mau berhubungan dengan orang lain
ü tidak mencintai bayinya dan ingin menyakiti bayinya atau dirinya sendiri.
d.      Gambaran Klinik, Pencegahan dan Penatalaksanaan
Monks dkk (1988) mengatakan depresi post partum merupakan problem psikis sesudah melahirkan seperti labilitas efek, kecemasan dan depresi pada ibu yang dapat berlangsung berbulan-bulan.

Faktor resiko:
ü  keadaan hormonal
ü  dukungan sosial
ü  emotional relationship
ü  komunikasi dan kedekatan
ü  struktur keluarga
ü  perkawinan
ü  lingkungan
Hormon yang terkait dengan terjadinya depresi post partum adalah prolaktin, steroid, progesteron dan estrogen.Untuk mencegah terjadinya depresi post partum sebagai anggota keluarga harus memberikan dukungan emosional kepada ibu dan jangan mengabaikan ibu bila terlihat  sedang sedih, dan sarankan pada ibu untuk:
ü beristirahat dengan baik
ü berolahraga yang ringan
ü berbagi cerita dengan orang lain
ü bersikap fleksible
ü bergabung dengan orang-oarang baru
ü sarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga medis

3)                  Post Partum Psikosa
a.      Pengertian Post Partum Psikos
Adalah depresi yang terjadi pada minggu pertama dalam 6 minggu setelah melahirkan.
b.      Penyebab Post Partum Psikosa
Disebabkan karena wanita menderita bipolar disorder atau masalah psikiatrik lainnya yang disebut schizoaffektif disorder. Wanita tersebut mempunyai resiko tinggi untuk terkena post partum psikosa.
c.       Gejala Post Partum Psikosa
Gejala yang sering terjadi adalah:
ü  Delusi
ü  Halusinasi
ü  gangguan saat tidur
ü  obsesi mengenai bayi

d.      Gambaran Klinik, Pencegahan dan Penatalaksanaan
Pada wanita yang menderita penyakit ini dapat terkena perubahan mood secara drastis, dari depresi ke kegusaran dan berganti menjadi euforia dalam waktu singkat. Penderita kehilangan semangat dan kenyamanan dalam beraktifitas,sering menjauhkan diri dari teman atau keluarga, sering mengeluh sakit kepala dan nyeri dada, jantung berdebar-berdebar serta nafas terasa cepat.
Untuk mengurangi jumlah penderita ini sebagai anggota keluarga hendaknya harus lebih memperhatikan kondisi dan keadaan ibu serta memberikan dukungan psikis agar tidak merasa kehilangan perhatian.
e.       Saran kepada penderita untuk:
ü beristirahat cukup
ü mengkonsumsi makanan dengan gizi yang seimbang
ü bergabung dengan orang-orang yang baru
ü bersikap fleksible
ü berbagi cerita dengan orang terdekat
ü sarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga medis


BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Gangguan psikologi post partum diantaranya depresi post parum, post partum blues, dan post partum psikosa.
Post Partum Blues (PBB) sering juga disebut sebagai maternity blues atau baby blues dimengerti sebagai suatu sindroma gangguan efek ringan yang sering tampak dalam minggu pertama setelahh persalinan.
Depresi post partum adalah depresi berat yang terjadi 7 hari setelah melahirkan dan berlangsung selama 30 hari.
Post partum psikosa dalah depresi yang terjadi pada minggu pertama dalam 6 minggu setelah melahirkan.
B.       Saran
Bagi calon ibu diharapkan lebih mempersiapkan diri sebelum melahirkan agar persiapan diri baik mental, fisik dan ekonomi lebih matang. Supaya gangguan-gangguan pada masa nifas tidak terjadi



DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, Sarwono.2008.Ilmu Kebidanan.Jakarta:PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Sastrawinata, R.S., Inversio Uteri, Obstetri Patologi, hal 238-242, Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran UNDIP, Bandung, 1984.
Mansjoer Arif et.al., Perdarahan Pasca Persalinan, Ilmu Kebidanan dan Kandungan, Kapita Selekta, Edisi 3, Jilid I, hal 313, Medik Aesculapius, Jakarta, 1999.
Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadi T. Perdarahan Post Partum. Dalam : Ilmu Bedah Kebidanan. Edisi 3. Jakarta : YBP-SP. 2002.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar