KATA PENGANTAR
Rasa
syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena atas rahmat-NYA
makalah yang berjudul “Perdarahan Post Partum dan Gangguan Psikologi Pada masa
Nifas” dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah
ini disusun sebagai salah satu tugas dari mata kuliah ASUHAN KEBIDANAN IV
pada Universitas Respati Yogyakarta. Selama penyusunan makalah ini penulis
telah banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak dalam bentuk informasi,
motivasi serta dorongan moral dan spiritual, sehingga makalah ini tersusun dan
dapat diselesaikan sesuai dengan rencana.
Disamping
itu, penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan sudah barang
tentu masih ada kesalahan-kesalahan yang luput dari pengamatan penulis. Oleh
karena itu, tegur sapa dan kritik yang konstruktif dari pembaca untuk perbaikan
dan penyempurnaan seperlunya sangat penulis harapkan.
Pada
akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta,26 April 2013
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR..................................................................................
|
1
|
DAFTAR
ISI.................................................................................................
|
2
|
BAB
I PENDAHULUAN
|
|
1. Latar
belakang..................................................................................
|
3
|
2. Rumusan
masalah.............................................................................
|
3
|
3. Tujuan
penulisan
|
3
|
BAB
II PEMBAHASAN
|
|
A. Pengertian
masa nifas.......................................................................
|
4
|
B. Gangguan
Psikologis pada Masa Nifas............................................
|
5
|
1.
Post Partum
Blues.......................................................................
|
5
|
2.
Defresi post
partum.....................................................................
|
6
|
3.
Post Partum Psikosa....................................................................
|
8
|
BAB
III
PENUTUP.....................................................................................
|
10
|
DAFTAR
PUSTAKA..................................................................................
|
11
|
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Patologi
kebidanan adalah salah satu masalah dalam pelayanan kesehatan dan harus
dikenali gejalanya sejak dini. Pada bab ini kita sebagai bidan harus bisa
mengidentifikasi gangguan psikologi post partum diantaranya depresi post
partum, post partum blues, dan post partum psikosa. Post partum atau masa
niifas adalah masa 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai enam minggu berikutnya.
Waktu yang tepat dalam rangka pengaeasam post partum adalah 2-6 jam, 2 jam-6
hari, 2 jam-6 minggu, (atau boleh juga disebut 6 jam, 6 hari, 6 minggu).
Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi , perubahan psikologis
dan adaptasi dari seorang wanita yang pernah mengalaminya
1.2 Rumusan Masalah
a.
Apa yang dimaksud dengan gangguan
psikologi pada masa nifas?
b.
Apa saja faktor penyebab gangguan
psikologi pada masa nifas?
c.
Bagaimana patofisiologi gangguan
psikologi pada masa nifas?
d.
Bagaimana penatalaksanaan gangguan
psikologi pada masa nifas?
1.3
Tujuan Penulisan
a.
Pengertian gangguan psikologi pada masa
nifas
b.
Faktor penyebab gangguan psikologi pada
masa nifas
c.
Patofisiologi gangguan psikologi pada
masa nifas
d.
Penatalaksanaan gangguan psikologi pada
masa nifas
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Masa Nifas
Masa
nifas adalah masa sejak selesainya persalinan hingga pulihnya alat-alat
kandungan dan anggota badan serta psikososial yang berhubungan dengan
kehamilan/persalinan selama 6 minggu.
Dalam
menjalani adaptasi setelah melahirkan, ibu akan mengalami fase-fase sebagai
berikut :
ü Fase
taking in
Merupakan
periode ketergantungan yang berlangsung pada hari pertama sampai hari kedua
setelah melahirkan. Pada saat itu focus perhatian ibu terutama pada dirinya
sendiri. Pengalaman selama proses persalinan sering berulang diceritakannya.
Hal ini membuat cenderung inu menjadi pasif terhadap lingkungannya.
ü Fase
taking hold
Periode
yang berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase ini ibu merasa
khawatir akan ketidakmampuannya dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi.
Pada fase ini ibu memerlukan dukungan karena saat ini merupakan kesempatan yang
baik untuk menerima berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya sehingga
timbul percaya diri
ü Fase
letting go
Fase menerima
tanggung jawab akan peran barunya yang verlangsung sepuluh hari setelah
melahirkan. Ibu sudah dapat menyesuaikan diri, merawat diri dan bayinya sudah
meningkat. Ada kalanya, ibu mengalami perasaan sedih yang berkaitan dengan
bayinya keadaan ini disebut baby blues.
B. Gangguan
Psikologis pada Masa Nifas
1)
Post Partum Blues
a. Pengertian Post Partum Blues
Post
Partum Blues (PBB) sering juga disebut sebagai maternity blues atau baby blues
dimengerti sebagai suatu sindroma gangguan efek ringan yang sering tampak dalam
minggu pertama setelahh persalinan.
b. Penyebab Post Partum Blues
Dikategorikan
sebagai sindroma gangguan mental yang ringan, tetapi bila tidak ditatalaksanai
dengan baik dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman bagi wanita yang
mengalaminya, dan bahkan gangguan ini dapat berkembang menjadi keadaan yang
lebih berat yaitu depresi dan psikosis salin yang mempunyai dampak lebih buruk
terutama dalam hubungan perkawinan dengan suami dan perkembangan anknya.
c.
Gejala
Post Partum Blues
Gejala-gejala
yang terjadi: reaksi depresi/sedih/disforia, menagis, mudah tersinggun atau
iritabilitas, cemas, labil perasaan, cendrung menyalahkan diri sendiri,gangguan
tidur dan gangguan nafsu makan.
d.
Gambaran
Klinik, Pencegahan dan Penatalaksanaan
Banyak
factor yang dianggap mendukung pada sindroma ini:
ü Faktor
hormonal yang terlalu rendah
ü Faktor
demografik yaitu umur dan parietas
ü Pengalaman
dalam proses kehamilan dan persalinan
ü Latar
belakang psikososial yang bersangkutan
Cara
mengatasinya adalah dengan mempersiapkan persalinan dengan lebih baik,
maksudnya disini tidak hanya menekankan pada materi tapi yang lebih penting
dari segi psikologi dan mental ibu.
Pencegahannya dapat dilakukan dengan:
Pencegahannya dapat dilakukan dengan:
ü beristirahat
ketika bayi tidur
ü berolah
raga ringan, ikhlas dan tulus dengan peran baru sebagai ibu
ü tidak
perfeksionis dalam hal mengurusi bayi
ü bicarakan
rasa cemas dan komunikasikan
ü bersikap
fleksibel dan bergabung dengan kelompok ibu-ibu baru
ü kempatan
merawat bayi hanya dating satu kali
2)
Depresi Post Partum
a. Pengertian Depresi Post Partum
Depresi
post partum adalah depresi berat yang terjadi 7 hari setelah melahirkan dan
berlangsung selama 30 hari, dapat terjadi kapanpun bahkan sampai 1 tahun
kedepan.
Pitt
tahun 1988 dalam Pitt(regina dkk,2001) depresi post parum adalah depresi
yang bervariasi dari hari ke hari dengan menunjukkan kelelahan, mudah marah,
gangguan nafsu makan dan kehilangan libido(kehilangan selera untuk berhubungan
intim dengan suami).
Llewelly-jones
(1994) menyatakan wanita yang didiagnosa mengalami depresi 3 bulan pertama
setelah melahirkan. Wanita tersebut secara social dan emosional meras
terasingkan atau mudah tegang dalam setiap kejadian hidupnya.
Berdasarkan
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa depresi post partum adalah gangguan
emosional pasca persalinan yang bervariasi, terjadi pada 10 hari pertama masa
setelah melahirkan dan berlangsung terus-menerus sampai 6 bulan atau bahkan
sampai satu tahun.
b.
Penyebab
Depresi Post Partum
Disebabkan
karena gangguan hormonal. Hormon yang terkait dengan terjadinya depresi post
partum adalah prolaktin, steroid dan progesterone.
Pitt(regina
dkk,2001) mengemukakan 4 faktor penyebab depresi post partum:
ü factor
konstitusional
ü factor
fisik yang etrjadi karena ketidakseimbangan hormonal
ü factor
psikologi
ü factor
social dan karateristik ibu
c.
Gejala
Depresi Post Partum
Gejala
yang menonjol dalam depresi post partum adalah trias depresi yaitu:
ü berkurangnya
energi
ü penurunan
efek
ü hilang
minat (anhedonia)
Ling
dan Duff(2001) mengatakan bahwa gejala depresi post partum yang dialami 60%
wanita mempunyai karateristik dan spesifik antara lain:
ü trauma
terhadap intervensi medis yang terjadi
ü kelelahan
dan perubahan mood
ü gangguan
nafsu makan dan gangguan tidur
ü tidak
mau berhubungan dengan orang lain
ü tidak
mencintai bayinya dan ingin menyakiti bayinya atau dirinya sendiri.
d.
Gambaran
Klinik, Pencegahan dan Penatalaksanaan
Monks
dkk (1988) mengatakan depresi post partum merupakan problem psikis sesudah
melahirkan seperti labilitas efek, kecemasan dan depresi pada ibu yang dapat
berlangsung berbulan-bulan.
Faktor
resiko:
ü keadaan
hormonal
ü dukungan
sosial
ü emotional
relationship
ü komunikasi
dan kedekatan
ü struktur
keluarga
ü perkawinan
ü lingkungan
Hormon
yang terkait dengan terjadinya depresi post partum adalah prolaktin, steroid,
progesteron dan estrogen.Untuk mencegah terjadinya depresi post partum sebagai
anggota keluarga harus memberikan dukungan emosional kepada ibu dan jangan
mengabaikan ibu bila terlihat sedang sedih, dan sarankan pada ibu untuk:
ü beristirahat
dengan baik
ü berolahraga
yang ringan
ü berbagi
cerita dengan orang lain
ü bersikap
fleksible
ü bergabung
dengan orang-oarang baru
ü sarankan
untuk berkonsultasi dengan tenaga medis
3)
Post Partum Psikosa
a. Pengertian Post Partum Psikos
Adalah depresi yang
terjadi pada minggu pertama dalam 6 minggu setelah melahirkan.
b. Penyebab Post Partum Psikosa
Disebabkan
karena wanita menderita bipolar disorder atau masalah psikiatrik lainnya yang
disebut schizoaffektif disorder. Wanita tersebut mempunyai resiko tinggi untuk
terkena post partum psikosa.
c. Gejala Post Partum Psikosa
Gejala
yang sering terjadi adalah:
ü Delusi
ü Halusinasi
ü gangguan
saat tidur
ü obsesi
mengenai bayi
d. Gambaran Klinik, Pencegahan dan
Penatalaksanaan
Pada
wanita yang menderita penyakit ini dapat terkena perubahan mood secara drastis,
dari depresi ke kegusaran dan berganti menjadi euforia dalam waktu singkat.
Penderita kehilangan semangat dan kenyamanan dalam beraktifitas,sering
menjauhkan diri dari teman atau keluarga, sering mengeluh sakit kepala dan
nyeri dada, jantung berdebar-berdebar serta nafas terasa cepat.
Untuk
mengurangi jumlah penderita ini sebagai anggota keluarga hendaknya harus lebih
memperhatikan kondisi dan keadaan ibu serta memberikan dukungan psikis agar
tidak merasa kehilangan perhatian.
e.
Saran
kepada penderita untuk:
ü beristirahat
cukup
ü mengkonsumsi
makanan dengan gizi yang seimbang
ü bergabung
dengan orang-orang yang baru
ü bersikap
fleksible
ü berbagi
cerita dengan orang terdekat
ü sarankan
untuk berkonsultasi dengan tenaga medis
BAB
III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gangguan
psikologi post partum diantaranya depresi post parum, post partum blues, dan
post partum psikosa.
Post
Partum Blues (PBB) sering juga disebut sebagai maternity blues atau baby blues
dimengerti sebagai suatu sindroma gangguan efek ringan yang sering tampak dalam
minggu pertama setelahh persalinan.
Depresi
post partum adalah depresi berat yang terjadi 7 hari setelah melahirkan dan
berlangsung selama 30 hari.
Post
partum psikosa dalah depresi yang terjadi pada minggu pertama dalam 6 minggu
setelah melahirkan.
B. Saran
Bagi
calon ibu diharapkan lebih mempersiapkan diri sebelum melahirkan agar persiapan
diri baik mental, fisik dan ekonomi lebih matang. Supaya gangguan-gangguan pada
masa nifas tidak terjadi
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, Sarwono.2008.Ilmu
Kebidanan.Jakarta:PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Sastrawinata, R.S., Inversio Uteri, Obstetri Patologi, hal 238-242, Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran UNDIP, Bandung, 1984.
Mansjoer Arif et.al., Perdarahan Pasca Persalinan, Ilmu Kebidanan dan Kandungan, Kapita Selekta, Edisi 3, Jilid I, hal 313, Medik Aesculapius, Jakarta, 1999.
Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadi T. Perdarahan Post Partum. Dalam : Ilmu Bedah Kebidanan. Edisi 3. Jakarta : YBP-SP. 2002.
Sastrawinata, R.S., Inversio Uteri, Obstetri Patologi, hal 238-242, Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran UNDIP, Bandung, 1984.
Mansjoer Arif et.al., Perdarahan Pasca Persalinan, Ilmu Kebidanan dan Kandungan, Kapita Selekta, Edisi 3, Jilid I, hal 313, Medik Aesculapius, Jakarta, 1999.
Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadi T. Perdarahan Post Partum. Dalam : Ilmu Bedah Kebidanan. Edisi 3. Jakarta : YBP-SP. 2002.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar